Rabu, 14 Agustus 2013

Analisis, Introspeksi, dan Motivasi

Assalamu'alaikum...
Apa kabar kalian? Sekarang saya ingin berbagi tulisan saya. Ya, ini real tulisan say. Memang sedikit aneh, tapi sahabat bisa memberi kritik untuk saya.
Dulu saya bingung, apa pekerjaan seorang analis. Tapi perlahan saya mulai mengerti. Dan saya memimpikan diri saya sebagai seorang analis kimia.

An analyst mixing two substances.

Mengapa saya ingin menjadi analis? Karena saya bersekolah mengambil jurusan kimia analisis yang belajarnya 4 tahun. Ya! Sekarang saya sudah kelas 11 di Sekolah Menengah Kejuruan SMAK Bogor (SMK-SMAK Bogor), dulu namanya SMAKBo (Sekolah Menengah Analis Kimia Bogor), ya memang lebih terkenal dengan sebutan SMAKBo.
OK.  back to analis. Sebenarnya menjadi seorang analis bisa dilakukan sejak dini. Menganalisis mengapa kita harus beragama, menganalisis mengapa kita harus membangun benteng keimanan, menganalisis mengapa kita harus mencintai kedua orang tua kita, menganallisis mengapa kita harus menghormati mereka,  mengenalisis mengapa kita harus bersyukur, menganalisis mengapa kita harus belajar, menganalisis mengapa cara kita belajar seperti itu, menganalisis mengapa kita harus berbagi ilmu, menganalisis mengapa cara kita membagi ilmu seperti itu, menganalisis mengapa attitude kita seperti ini, menganalisis mengapa teman kita bahagia, menganalisis mengapa teman kita sedang bersedih, menganalisis berbagai hal yang terjadi pada kehidupan kita.
Analisis terhadap diri sendiri merupakan cara kita mengintrospeksi diri kita sendiri. Hal-hal yang pertama dan utama diintrospeksi adalah attitude (sikap). Karena sikap merupakan salah satu penentu bagaimana kehidupan yang akan kita rasakan di dunia maupun di akhirat.
Kita bisa mengintrospeksi sikap kita mulai dari hal-hal kecil. Seperti bagaimana cara kita ketika meminta uang jajan kepada ibu atau ayah kita? Bagaimana cara kita berpamitan kepada mereka ketika akan pergi ke sekolah atau main? Bagaimana cara kita mengucap salam kepada mereka? Bagaimana cara kita memperlakukan kakak kita yang lebih tua dari kita? Bagaimana kita memperlakukan adik kita yang lebih muda dari kita? Bagaimana sikap kita ketika bertemu nenek/kakek/paman/bibi/sepupu kita? Bagaimana sikap kita ketika berpapasan dengan Ibu/Bapak guru kita? Bagaimana cara kita menyapa teman-teman kita? Apakah sudah kita melakukannya dengan baik dan sopan? Apakah sudah kita membuat mereka bangga mempunyai seseorang seperti kita?
Dari hal-hal di atas, mereka sudah bisa menilai bagaimana sikap kita. Mereka bisa menerima kita di kehidupan mereka. Mereka bisa bersahabat dengan kita. Mereka akan merasa nyaman ketika bersama kita. Mereka bisa bercerita hal-hal yang mereka sukai dan tidak mereka sukai terhadap kita. Mereka akan menceritakan hal-hal yang mereka ingini di esok hari. Mereka akan bercerita masa lalu mereka. Kita akan dipercaya oleh mereka. Indah bukan?
Analisis dan introspeksi merupakan hal yang selalu menyangkut di kehidupan. Ada hal lain juga yang bisa mempengaruhi kehidupan kita. Apa itu? Itu apa? Hal itu adalah motivasi.
Motivasi adalah hal yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekuan setiap individu untuk mencapai tujuannya.
Apa tujuan kita hidup? Apa motivasi kita untuk tetap bertahan hidup? Apa motivasi kita belajar? Apa motivasi kita menggapai cita-cita? Apa motivasi kita berbaik hati? Apa motivasinya?
Lalu, mengapa kita harus mempunyai motivasi? Motivasi itu berasal dari dalam diri kita sendiri. Karena hanya diri kita sendirilah yang mengetahui bagaimana psikologis dan keinginan kita.
Hanya seseorang yang depresi yang membutuhkan dorongan dari luar untuk memotivasi dirinya. Para motivator pun hanya mendorong dari luar. Untuk memunculkan motivasi dari dirinya hanyalah dirinya sendiri.
Mari tumbuhkan motivasi, analisis sikap, benahi attitude!
Learn from yesterday, Live for today, and Hope for tomorrow.
Terima kasih. Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar