Assalamu’alaikum.
Alhamdulillah saya masih diberikan kesempatan untuk menulis, walau pun ini bukan tulisan saya.
Alhamdulillah saya diberikan kesempatan untuk membaca novel yang bernafaskan
islami yang berjudul “Negeri 5 Menara”.
Walaupun ini novel
lama, tapi baru sekarang saya membacanya. Saya meminjamnya dari perpustakaan
seklolah. Isinya, Subhanallah. Luar biasa.
Ini penggalan dari novel tersebut.
“Man shabara
zhafira. Siapa yang bersabar akan beruntung. Jangan risaukan penderitaan
hari ini, jalani saja dan lihatlah apa yang akan terjadi di depan. Karena yang
kita tuju bukan sekarang, tapi ada yang lebih besar dan prinsipil, yaitu
menjadi manusia yang telah menemukan misinya dalam hidup.
Misi yang
dimaksud adalah ketika kalian melakukan sesutatu hal positif dengan kualitas
sangat tinggi dan di saat yang sama menikmati prosesnya. Bila kalian merasakan
sangat baik melakukan suatu hal dengan usaha yang minimum, mungkin itu misi
hidup yang diberikan Tuhan. Carilah misi kalian masing-masing. Mungkin misi
kalian adalah belajar Al Qur’an, mungkin menjadi orator, mungkin membaca puisi,
mungkin menulis, mungkin apa saja. Temukan dan semoga kalian menjadi orang yang
berbahagia.
Akhi, tahukah kalian apa yang membuat
orang sukses berbeda dengan orang biasa? Menurut buku yang sedang say abaca,
ada dua hal yang paling penting dalam mempersiapkan diri untuk sukses, yaitu going the extra miles. Tidak menyerah
dengan rata-rata. Kalau orang belajar 1 jam, dia akan belajar 5 jam. Kalau
orang berlari 2 kilo, dia akan berlari 3 kilo. Kalau orang menyerah di detik ke
10, dia tidak akan menyerah sampai detik 20. Selalu berusaha meningkatkan diri
dari orang biasa. Karena itu mari kita biasakan going the extra miles, lebihkan usaha, waktu, upaya, tekad dan
sebagainya dari orang lain. Maka kalian akan sukses.
Resep
lainnya adalah tidak pernah mengizinkan diri kalian dipengaruhi oleh unsur di
luar diri kalian. Oleh siapa pun, apa pun, dan bagaimana pun. Artinya jangan
mau sedih, marah, kecewa dan takut karena ada factor luar. Kalianlah yang
berkuasa terhadap diri kalian sendiri, jangan serahkan kekuasaan kepada orang
lain. Orang boleh menodong senapan, tapi kalian punya pilihan, untuk takut atau
tetap tegar. Kalian punya pilihan di lapisan diri kalian yang paling dalam, dan
itu tidak ada hubungannya dengan pengaruh luar.
Jangan
biarkan hukuman menghancurkan mental terdalam kalian. Jangan biarkan diri
kalian kesal dan marah, hanya merugi dan menghabiskan energy. Hadapi dengan
lapang dada, dan belajar darinya. Bahkan kalian bias tertawa, karena ini hanya
gangguan sementara.
Jadi
pilihlah suasana hati kalian, dalam suasana paling kacau sekalipun. Karena
kalianlah master dan penguasa hati kalian. Dan hati yang selalu bias dikuasai
pemiliknya, adalah hati orang sukses.”
Itulah
penggalan ceramah atau bias disebut motivasi dari Ustad Salman di buku Negeri 5
Menara karangan Anwar Fuadi. Sungguh membakar hati para Alif dan kawan-kawan,
tentu saja para pembacanya juga.
Paragraf-paragraf itu
bagai tongkat yang menegakkan ingatan saya kembali. Saat saya membacanya, tekad
kembali menguat. You have a beautiful
strength, girl! Saat sebuah kemarau menepi di sini, akan aku tabur
benih-benih air agar mereka tumbuh saat kemarau. Saat dingin menyelimuti, akan
aku percikan energy panas yang menghangatkan.
Jangan pernah takut bermimpi, karena mimpi akan membantumu untuk
berkembang. Jangan pernah takut
bermimpi, karena mimpi akan membantumu bangun ketika kamu terjatuh. Jangan pernah takut bermimpi, karena mimpi akan merangkulmu
ketika kamu merasa takut. Jangan pernah takut bermimpi, karena mimpi selalu
menjagamu dalam bertindak. Jangan pernah
takut bermimpi, karena mimpi akan memberimu sayap untuk terbang, dan ketika
sayapmu patah, ia akan memberimu tumpangan untuk turun ke permukaan, lalu ia
memberimu sayap yang baru yang lebih kuat dari yang sebelumnya, hingga akhirnya
kamu akan merasakan betapa besar kekuatan mimpi itu.
Percayalah akan mimpimu!
Percayalah akan mimpimu!